things that i can share
my experiences and curiosities
Monday, September 23, 2013
BlackBerry halts rollout of BBM for Android and iOS
Sunday, September 22, 2013
BBM for Android and iPhone Update
Saturday, January 31, 2009
Sheep in religion
Sheep are common symbols in culture and religion. In Catal Huyuk in ancient Turkey, clay heads of rams, along with heads of bulls, are found in shrines 8,000 years old (Budlansky 1992). The ancient Egyptian fertility god Heryshaf was depicted as a man with the head of a ram. In Chinese Buddhism, the ram was one of the animals that attended the birth of Buddha and is honored by being one of the signs of the Chinese zodiac. The ram Aries, is also one of the signs of the Western zodiac.
The three Abrahamic religions, Judaism, Christianity, and Islam, developed in the sheepherding areas of the Middle East and sheep and sheepherding play important parts in all three. According to the Bible, Abraham, Jacob, Moses, and David all worked as shepherds. In Judaism, lamb is traditionally eaten at Passover to commemorate the Hebrews' escape from Egypt. Abraham's sacrifice of a ram, which was substituted for his son, is commemorated by Muslims each year in the festival of Eid ul-Adha. Sheep are mentioned symbolically in the Bible many times; perhaps most famously in Psalm 23, which begins "The Lord is my shepherd." In Christianity, shepherds attended the birth of Jesus, and he is referred to as the Good Shepherd and the Lamb of God.
The lamb or sheep on the shoulders of the Good Shepherd is a symbol of the soul of the deceased being borne by Our Lord into heaven; whereas the two sheep accompanying the Shepherd represent the saints already enjoying eternal bliss.
Tuesday, January 20, 2009
Isra and Mi'raj
In Islamic tradition, the Isra and Mi'raj (Arabic: الإسراء والمعراج, al-’Isrā’ wal-Mi‘rāğ) are the two parts of a journey that Muhammad took from Al-Masjid al-Ḥarām to al-Masjid al-Aqsa than to heavens in one night, around the year 620. Many Muslims consider it a physical journey but some Islamic scholars consider it a dream.
The Isra begins with Muhammad resting in the Kaaba in Mecca, when the archangel Gabriel (Jibril) comes to Him, and brings Him the winged steed Buraq, who carries Muhammad to Al-Aqsa Mosqu (the farthest mosque). The location of this mosque was not explicitly stated in the Qur'an, but is traditionally considered to be the Noble Sanctuary (Temple Mount) in Jerusalem. There, Muhammad alights, tethers Buraq, and leads other prophets in prayer. He then gets back on Buraq, and in the second part of the journey, the Mi'raj, is taken to the heavens, where he tours the circles of heaven, and speaks with the earlier prophets, and with Allah. Allah tells him to enjoin the Muslims to pray fifty times a day; however, Moses tells Muhammad that they would never do it, and urges Muhammad to go back several times and ask for a reduction, until finally it is reduced to five times a day.
Al-Masjid al-Ḥarām (المسجد الحرام [ʔælˈmæsʤɪd ælħɑˈrɑːm] "The Sacred Mosque"), is the largest mosque in the world. Located in the city of Mecca, it surrounds the Kaaba, the place which Muslims turn towards while offering daily prayers and is considered by Muslims as the holiest place on Earth. The mosque is also commonly known as the Grand Mosque, Haram or Haram Sharif.
Al-Aqsa Mosque (Arabic:المسجد الاقصى, /æl'mæsʒɪd æl'ɑqsˁɑ/, al-Masjid al-Aqsa translit: "the Farthest Mosque"), also known as al-Aqsa, is an Islamic holy place in the Old City of Jerusalem. The mosque itself forms part of the al-Haram ash-Sharif or "Sacred Noble Sanctuary", a site also known as the Temple Mount and considered the holiest site in Judaism, since it is believed to be where the Temple in Jerusalem once stood. Widely considered, mainly by Sunni Muslims, as the third holiest site in Islam, Muslims believe that prophet Muhammad was transported from the Sacred Mosque in Mecca to al-Aqsa during the Night Journey.
Though at the time of the Isra and Mi'raj, there was no mosque in that location, the term "the farthest Mosque" in verse (17:1) of the Qur'an is traditionally interpreted by Muslims as referring to the site at the Noble Sanctuary (Temple Mount) in Jerusalem. This interpretation is agreed with by even the earliest biographer of Muhammad — Ibn Ishaq — and is supported by numerous Hadith. The term used for mosque (masjid), literally means "place of prostration", and includes monotheistic places of worship such as Solomon's Temple, which in verse 17:7 (in the same sura) is described as a masjid.
Beberapa Situs Bersejarah di Kota Tua Yerusalem
Kota Tua Yerusalem, yang saat ini terletak di Israel, memilikiki situs bersejarah yang signifikan dalam sejarah agama Yahudi, Kristen dan Islam, sehinga dianggap sebagai Kota Suci.
Temple Mount
Temple Mount (Hebrew: הר הבית, Har haBáyit), juga dikenal sebagai Mount Moriah dan oleh umat Islam sebagai Noble Sanctuary (Arabic: الحرم القدسي الشريف, al-haram al-qudsī ash-Sharif), merupakan situs bersejarah di Kota Tua Yerusalem karena tersebut dalam sejarah agama Yahudi dan Islam.
Temple Mount adalah tempat suci bagi agama Yahudi karena diyakini dari tempat itulah dataran dunia berawal dan terus berkembang (bergerak) hingga ke bentuknya saat ini, dan diyakini pula bahwa di tempat itulah Tuhan mengambil unsur tanah dalam penciptaan Adam.
Dalam Islam, situs ini merupakan tujuan Nabi Muhammad dalam perjalanannya ke Yerusalem, karena di situs inilah letak Masjid al-Aqsa dan the Dome of the Rock (Masjid Qubbat As-Sakhrah).
Mount Zion
Mount Zion (Hebrew: הר ציון, Har Tzion) adalah bukit di luar tembok kota Yerusalem. Istilah "Zion" merujuk ke seluruh kota Yerusalem dan Tanah Israel. Mount Zion dipercaya sebagai tempat bersejarah, diantaranya adalah lokasi the Room of the Last Supper (ruang Perjamuan Terakhir).
Situs Bersejarah bagi Agama Yahudi
Western Wall (Hebrew: הכותל המערבי, translit.: HaKotel HaMa'aravi), kadang-kadang disebut sebagai Tembok Ratapan oleh umat Yahudi, dan disebut juga sebagai Al-Buraq Wall oleh umat Islam, adalah sebuah situs penting agama Yahudi karena dikenal sebagai First Temple (Bait Pertama) yang menurut Alkitab, merupakan Bait Pertama dari agama kuno Yerusalem.
Situs Bersejarah bagi Agama Kristen
Garden of Gethsemane (Yunani ΓεσΘημανι, Gesthēmani 'Ibrani: גת שמנים, dari Aram גת שמנא, Gat Šmānê) adalah sebuah taman di kaki Gunung Zaitun di Yerusalem diyakini sebagai tempat Yesus dan murid-murid Beliau berdoa pada malam sebelum Yesus disalib. Menurut umat Kristen Ortodoks, taman ini adalah tempat para Rasul memakamkan the Virgin Mary (Bunda Maria).
Mary's Tomb (Makam Bunda Maria) terletak di Kidron Valley, di kaki Mount of Olives (Gunung Zaitun), dekat dengan Church of All Nations (Gereja Bangsa-Bangsa) dan Gethsemane (Taman Getsemani).
Situs Bersejarah bagi Agama Islam
Al-Aqsa Mosque (Arab: المسجد الاقصى, [IPA / æl'mæsʒɪd æl'ɑqs ˁ ɑ /, Al-Masjid Al-Aqsa translit: "Masjid yang terjauh"), juga dikenal sebagai Al-Aqsa, adalah sebuah tempat suci umat Islam di Kota Lama Yerusalem. Masjid itu sendiri merupakan bagian dari Al-Haram ash-Sharif atau "Sacred Noble Sanctuary", sebuah situs yang juga dikenal sebagai Temple Mount dimana umat Islam percaya bahwa Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan dari Masjidil Haram di Mekah ke Al-Aqsa dalam peristiwa Isra Mi'raj.
Dome of the Rock (Arabic: مسجد قبة الصخرة, translit: Masjid Qubbat As-Sakhrah, Ibrani: כיפת הסלע, translit.: Kipat Hasela, Turki: Kubbetüs Sahra) adalah situs besar Islam yang terletak di bagian tengara Haram Al-Sharif di Yerusalem. Selesai dibangun tahun 691M, sehingga dikenal sebagai bangunan Islam tertua di dunia.
Saturday, January 3, 2009
Sejarah Kota Suci Yerusalem
Sejarah Yerusalem
Sejarah Yerusalem dapat dibagi menjadi lima tahap; Zaman Kuno, Zaman Pemerintahan Kekaisaran Romawi, Zaman Islam, Zaman Mandat Britania, dan Zaman Pendudukan Israel.
Zaman Silam
Yerusalem mulai menjadi tumpuan setelah Nabi Daud menguasai Yerusalem dari masyarakat yang bernama Yebusit. Nabi Daud kemudian diriwayatkan mulai mengembangkan kota ini dan menjadikannya ibu kota kerajaannya. Yerusalem kemudian diriwayatkan diperintah oleh Nabi Sulaiman. Menurut ahli sejarah Yahudi, Nabi Sulaiman telah membangun sebuah kuil yang diberi nama "Baitallah".
Tidak lama kemudian, tentara Babilonia mulai merebut Yerusalem dari orang Yahudi. Nebukadnezar, raja Babylon kemudian menguasai Yerusalem dan memusnahkan Baitallah. Dia kemudian menghalangi orang Yahudi masuk ke Yerusalem. Setelah beberapa dasawarsa, tentara Parsi menguasai Babylon. Cyrus II, raja Parsi memperbolehkan orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun kembali Baitallah mereka. Baitallah Kedua dibangun oleh Herodus Yang Agung namun setelah kematiannya, kota ini jatuh ke tangan Roma.
Pemerintahan Romawi
Semasa pemerintahan Roma, masyarakat Yahudi di Yerusalem memberontak. Akibatnya tentara Roma mematahkan pemberontakan tersebut dan memusnahkan Baitallah Kedua orang Yahudi. Yang tinggal hanyalah sebagian gedung itu yang dikenal sebagai Tembok Barat.
Setelah pemberontakan tersebut, orang Yahudi diperbolehkan tinggal di situ tetapi dalam jumlah yang kecil. Pada kurun kedua, Kaisar Roma memerintahkan supaya Yerusalem dibangun kembali dan membangun sebuah kuil orang Roma di situ sambil menghalang kegiatan keagamaan orang Yahudi. Orang Yahudi kembali memberontak tetapi dapat dipatahkan tentara Roma. Yerusalem dinamakan kembali menjadi Aelia Capitolina.
Orang Yahudi dilarang memasuki Yerusalem. Selama 150 tahun setelahnya, kota ini menjadi tidak penting bagi Kekaisaran Romawi. Namun demikian, Kaisar Bizantium yaitu Constantine menjadikan Yerusalem sebagai pusat keagamaan Kristen dengan membangun Church of the Holy Sepulcher (?) pada tahun 335 M. Orang Yahudi tetap tidak dibenarkan memasuki Yerusalem kecuali semasa pemerintahan singkat Kekaisaran Parsi pada tahun 614M hingga tahun 629M.
Pemerintahan Islam
Walaupun Al Quran tidak menyebut mengenai nama "Yerusalem" atau "Baitulmuqaddis", tetapi ada hadis yang menyebut mengenainya. Menurut hadis sahih, adalah di Yerusalem Nabi Muhammad s.a.w. naik ke surga semasa peristiwa Isra' Mi'raj. Kota itu kemudian dikuasai oleh angkatan tentara Islam pada tahun 638M. Umar bin Khattab secara pribadi pergi ke Yerusalem untuk menerima penyerahan Yerusalem kepada kerajaan Islam. Beliau kemudian ditawarkan bersembahyang di dalam Church of the Holy Sepulcher tetapi menolaknya dan sebaliknya meminta supaya dibawa ke Masjidil Aqsa Al Haram Al Sharif. Ia mendapati tempat itu terlalu kotor dan mengarahkan supaya pembersihan dijalankan. Ia kemudian membangun sebuah masjid kayu di tempat yang sekarang merupakan kompleks bangunan Masjid Al Aqsa.
Enam tahun kemudian, Qubbat As-Sakhrah dibangun. Struktur ini terdiri dari sebuah batu yang dikatakan tempat Nabi Muhammad s.a.w. berdiri sebelum naik ke surga semasa peristiwa Isra' Mi'raj. Perlu diingatkan bahwa kubah yang berlapis emas dan berbentuk oktagon ini tidak sama seperti Masjid Al Aqsa di sebelahnya yang dibangun tidak lama kemudian. Semasa pemerintahan awal Islam, terutama semasa pemerintahan kerajaan Ummaiyyah (650-750) dan kerajaan Abbasiyyah (750-969), kota Yerusalem berkembang. Banyak orang berpendapat bahwa Yerusalem pada ketika itu merupakan tanah yang paling subur di Palestina.
Pemerintahan awal Islam juga mewujudkan sebuah toleransi di antara kaum. Namun semasa pemerintahan Al-Hakim Amr Allah, seorang khalifah kerajaan Fatimiyyah, beliau mengarahkan supaya semua gereja dan rumah ibadah bukan Islam dimusnahkan. Hal ini menyebabkan berlakunya Perang Salib. Pada tahun 1099, tentara Kristen Eropa menguasai Yerusalem. Mereka kemudian membunuh semua penduduk kota yakni Muslim, Yahudi dan bahkan juga Kristen. Hal ini karena ketidaktahuan mereka, orang Kristen yang tinggal di sana wujudnya berbeda dengan orang Kristen Eropa.
Yerusalem kemudian dijadikan ibu kota Kerajaan Kristen Yerusalem (Kingdom of Jerusalem). Kerajaan ini kekal hingga tahun 1291; Yerusalem sendiri dikuasai oleh Salahuddin Al Ayubi pada tahun 1187. Salahuddin juga memperbolehkan semua orang beribadah di Yerusalem tanpa memandang apakah Kristen, Muslim atau Yahudi. Pada tahun 1243, Yerusalem jatuh kembali ke tangan tentara Kristen sebelum jatuh kembali ke tangan orang Islam pada tahun berikutnya.
Pada tahun 1517, Yerusalem dikuasai oleh Kerajaan Turki Utsmaniyyah. Sulaiman Al Qanuni membina kembali tembok Yerusalem yang dapat kita lihat hingga hari ini.
Mandat Britania
Britania berhasil menaklukkan kerajaan Turki Uthmaniyyah saat Perang Dunia I. Dengan kemenangan mereka itu, tentara Britania di Mesir memasuki Yerusalem pada 11 Desember 1917. Pihak Britania kemudian membangun rumah-rumah baru di sini dan menyebabkan Yerusalem berkembang hingga keluar dari temboknya.
Pada 29 November 1947, PBB (UNGA) mengeluarkan suatu petisi untuk memisahkan pemerintahan Mandat Britania di Palestina kepada dua buah wilayah: satu untuk orang Yahudi dan satu untuk orang Arab. Hal ini mengakibatkan terjadinya pemberontakan di Yerusalem yang kemudian menyebabkan Perang Arab-Israel 1948 yang terjadi pemerintahan Mandat Britania berakhir.
Yerusalem dan konflik Arab-Israel
Semasa Perang Arab-Israel 1948, Yerusalem terbagi menjadi dua wilayah. Bagian barat yang meliputi kota baru menjadi sebagian dari Israel, sedangkan bagian timur termasuk kota lama Yerusalem menjadi milik Yordania.
PBB memutuskan supaya Yerusalem berada di bawah pemerintahan internasional. Walau bagaimanapun, pada 23 Januari 1950, Parlemen Israel mensahkan satu resolusi untuk menjadikan Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Yerusalem Timur kemudian ditawan oleh tentara Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.
Walaupun Israel membenarkan penganut agama di Yerusalem akses ke tempat suci mereka, terdapat banyak kerisauan mengenai beberapa serangan ke Masjid Al-Aqsa seperti kebakaran pada tahun 1969 yang disebabkan oleh seorang turis Australia. Status Yerusalem Timur tetap menjadi satu isu yang kontroversi.
Status Yerusalem kini
Menurut satu petisi PBB, Baitulmuqaddis sepatutnya menjadi sebuah kota internasional dan bukan sebagian dari negeri orang Arab ataupun negeri orang Yahudi. Setelah Perang Arab-Israel 1948, Yerusalem Barat diduduki oleh Israel sedangkan Yerusalem Timur menjadi milik Yordania.
Pada tahun 1967, semasa Perang Enam Hari, Israel menguasai Yerusalem Timur dan mulai mengambil langkah untuk menyatukan Yerusalem di bawah kekuasaan Israel. Pada tahun 1988 Yordania menarik balik semua tuntutannya atas Tepi Barat (termasuk Yerusalem) guna mendukung Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Kedudukan Yerusalem hingga kini masih dipertanyakan.
Yerusalem dan Islam
Bagi kaum Muslim, Yerusalem merupakan tempat ketiga paling suci dalam Islam. Apabila kembali ke sejarah Yerusalem, kita dapat melihat bahwa kota ini mengalami kesengsaraan sebelum kedatangan Islam. Di saat Islam menguasai kota ini barulah mencapai ketenangan dan keamanan. Banyak pedagang-pedagang Arab berdagang di sini termasuk dari Makkah dan Madinah. Kota ini juga menjadi kiblat pertama umat Islam sebelum akhirnya beralih ke Makkah. Disaat tentara Salib menguasai kota ini, semua penduduk kota, termasuk yang beragama Kristen dibunuh dengan kejam.
Setelah Salahuddin Al-Ayubbi menguasai kota ini kembali, orang Islam, Kristen, dan Yahudi dapat beribadat tanpa adanya gangguan.
Sumber : Wikipedia